Kamis, 09 Juni 2016

THE HISTORICAL CITY OF MALACCA


Assalamulaikum…
25 Maret 2016

Saya  pergi ke Melaka beberapa hari yang lalu. 1-hari-perjalanan (yang bisa saya katakan, solo backpacking?). Itu tidak direncanakan sama sekali melainkan secara spontanitas. Idenya datang dipikiran saya malam sebelumnya. Saya sebenarnya  bingung selama tinggal dirumah seorang kawan di Kuala Lumpur harus keliling kemana lagi. Sementara kawanku  tidak bisa menemani jalan-jalan karena perkerjaanya tidak bisa ditinggalkan. Jadi mengapa tidak saya pergi sendiri saja untuk jalan-jalan dan menguji kamera baru Lomo La Sardina yang saya beli di Low Yat Mall di Jalan Bukit Bintang? Dan mengapa tidak melakukan suatu di luar kota? SENDIRIAN?
challenge accepted
Ini adalah hari yang indah. Langit biru sempurna dan bunga - bunga bermekaran. Apa lagi yang bisa saya minta?
berjalan
melihat-lihat
memotret
bersepeda di kota
Saya melakukan hmmmm 'semua! Hanya dalam satu hari. Yay!Luar biasa…

Christ Church Melaka
Dengan beberapa anggaran yang terbatas, saya membawa La Sardina dengan Lomography Chrome 100 film dan siap beraksi. HAHAHA membesar-besarkan saja…kamera mungil ini memang menarik buat diajak hunting arsitektur,  Ok mari kita serius. Saya berangkat dari Terminal Bersepadu Selatan (TBS) dengan bus ke Melaka jam 09.40 am. Satu arah tiket saya biaya RM10 dengan bus Delima. Perjalanan memakan waktu hampir 2 jam 12 menit. Saya tidak tidur sekalipun, saya hanya menghabiskan seluruh waktu melihat - lihat melalui jendela, sangat menikmati perjalanan menuju Melaka. Saya membawa bekal roti tuna sandwich dari rumah  kawan saya tadi :).  Saya tiba di Melaka Sentral sekitar 11.50 am, dan terminalnya terletak cukup jauh dari pusat kota, saya harus naik bus kota lagi yang harganya RM1 kurang lebih 30 menit.

Where Is Melaka?
Bermula dari Parameswara bangsawan Sriwijaya dari Palembang pada tahun 1400 hingga 1403 dan tercatat di Kronikal Dinasti Ming bahwa Parameswara telah tinggal di ibukota baru di Melaka pada 1403. Lalu masuknya penjajah Portugis pada tahun 1511 Alfonso de Albuquerque hingga kejatuhan Portugis ke tangan Belanda dan Belanda ke tangan Inggris hingga Melaka diisytiharkan sebagai Bandaraya Bersejarah pada 15 April 1989.
Sehingga Melaka dinobatkan sebagai World Heritage Sites oleh UNESCO pada tahun 2008, merupakan ibukota salah satu negara bagian di Malaysia. Tentu saja ketika mengingat pelajaran sejarah semasa di Sekolah, seringkali kita dengar nama Malaka sebagai nama sebuah selat, dan merupakan pintu masuk kolonial Portugis ke Indonesia.
Memang benar, Malaka juga merupakan nama selat yang diapit oleh dua daratan utama yaitu pulau Sumatera Indonesia dengan semenanjung Malaysia serta merupakan akses penting pada masa pelayaran samudera beberapa abad silam. Karena alasan inilah, ketika berkunjung ke Melaka akan terasa nuansa perpaduan budaya dan arsitektur Eropa, China dan tentu saja Melayu sebagai etnis asli, seperti istilah Baba Nyonya untuk peranakan-percampuran Melayu dengan China, Portugis, Chitty – percampuran Melayu India dan Eurasia.

Jarak Melaka 144 km dari Kuala Lumpur, Melaka dapat ditempuh dengan Bus kurang lebih selama 2 jam. Banyak perusahaan Bus yang melayani perjalanan menuju Melaka dari Kuala Lumpur dan Singapore. Para wisatawan dapat memilihnya di TBS (Terminal Bersepadu Selatan) Kuala Lumpur. Terdapat bus yang langsung melayani perjalanan ke Melaka dari Kuala Lumpur yaitu Bus Delima, Billion Star Express, bisa cek di : http://www.easybook.com/bus-ticket/TBS_(Terminal_Bersepadu_Selatan)-to-Melaka_Sentral

The Town Bus akan melewati objek wisata kota. Saya turun di dekat bangunan Stadhuys. Ada begitu banyak orang pada saat itu untuk berwisata dan sekedar naik becak warni-warni untuk berkeliling kota menikmati keindahan Melaka. Saya kira karena itu hari Minggu, jadi ada pasar yang menjual barang sepanjang sisi bangunan, lingkungan disekitar pun berwarna-warni. Hei, beberapa foto saya ambil dari camera digital, sementara beberapa yang lain dari toycam lomo.
Beberapa pajangan magnet kulkas terlihat lucu dan berwarna-warni, tapi saya tidak membeli walaupun ingin hehehe...takut menambah beban diransel, mengingat masih sangat panjang perjalanan. Saya mengingatkan diri sendiri setiap kali, bahwa ini adalah ANGGARAN TRAVEL jadi mengeluarkan uang secara bijaksana. Cuaca  di Melaka benar-benar panas membuat saya harus memakai topi dan banyak minum air putih agar tidak dehidrasi, jadi jika kalian rekan-rekan pejalan berjalan-jalan disini jangan lupa memakai topi yaa... Dari bangunan Stadhuys saya pergi ke Jonker Street. Sebenarnya saya tidak tahu harus kemana (perjalanan spontan yang anyways). Saya bahkan tidak memiliki peta atau GPS, saya hanya berjalan dan berjalan-jalan tanpa harus khawatir akan tersesat atau apa pun itu.
Saya selalu suka jalan-jalan seperti ini dan berjalan mengikuti hati dan kemana angin berhembus. Jonker Street memang  indah dan bangunan unik dengan berbagai restoran disepanjang jalannya. Bahkan saya pikir setiap bagian dari kota ini indah dalam hal budaya. Salah satu alasan saya pergi ke Melaka adalah karena Jonker Street. Saya suka retro, kolonial arsitektur, bangunan toko di sepanjang jalan pokoknya keanekaragaman yang melebur menjadi satu tanpa perbedaan, tsaahh…. 80% orang di sini adalah China, atau wisatawan asing.

Toko - toko menjual berbagai hal seperti karya seni, kerajinan, makanan lokal (es kacang, cendol, Nasi lemak, roti sus, dll) dan saya berjalan selama hampir satu jam. Karena sudah berasa lelah karena kepanasan, lalu saya sewa  sepeda sambil mencari tempat makan siang dan sholat. Saya mencoba salah satu kuliner tersohor di Melaka yaitu Chicken Rice Ball, ngemil sushi dan gorengan ala Malaysia yang semuanya serba durian di Jonker Street sambil berbincang dengan kawan-kawan Pejalan dari negara lain.

salah satu sudut rumah di Melaka

Suasana Jalan di Melaka pada siang hari

White Mansion

Things to do :
1.      Menikmati kuliner di Jonker Street(banyak kuliner unik disini)
2.      Bergaul di Riverside (tertata dengan rapih sehingga betah berlama-lama disini)
3.      Lari pagi menghirup udara segar di Melaka, jika kalian menginap di Melaka

Touristy Object in Melaka 

1.      Baba Nyonya Heritage Museuum
Museum ini merupakan obyek wisata tentang budaya peranakan. Di dalam museum ini pengunjung bisa menikmati dan merasakan bagaimana borjuis-borjuis peranakan hidup pada masa lampau

2.      Francis Xavier Church

Gereja tertua di Malaka dengan design khas Eropa

3.      Paul’s Hill
Terletak di atas bukit masih meninggalkan tembok-tembok sisa reruntuhan, datang ke tempat ini St. Paul’s Hill terasa kembali ke masa lampau saat bangsa Portugis dan Belanda datang ke Indonesia dan berhenti sejenak di Melaka

4.      The Stadthuys – Red Buliding
Bangunan ini merupakan landmark kota Melaka

5.      Menara Taming Sari
Berkunjung kesini pengunjung dapat melihat kota tua Melaka dari top view dengan jelas. Menara ini memiliki tinggi 110 meter

6.      Masjid Kampung Hulu Melaka
Masjid tertua di Melaka, dibangun dengan material kayu  dan arsitektur melayu, saya sempat melaksanakan sholat disini

7.      Melaka River Cruise
Pengunjung dapat berlayar menikmati bangunan - bangunan tua disepanjang Melaka Riverside
8.      Museum Budaya Cheng Ho
Museum yang dibuka oleh Tan T Sen pada 2006, buka mulai jam 09.00 – 18.00 didedikasikan untuk mengenang Laksamana Cheng Ho. Museum ini menggunaka sebuah rumah bergaya Tiongkok yang sudah berusia lebih dari 600 tahun dan merupakan bangunan yang didirikan oleh Laksamana Cheng Ho
9.      Dan lain-lainnya.
Penginapan :
1.      Oriental Riverside Residence Guest House
Jalan Kampung Pantai, 75200 Malacca Town, Melaka, Malaysia
Phone  : +60 14-260 0867
Email   : orientalresidence@gmail.com
Harga sekitar RM50 – RM70 terdapat kamar Single Fan, Deluxe AC
2.      Sayang – Sayang Youth Hostel
Jalan Bunga Raya, 75100 Melaka, Malaysia

Note :
Untuk penginapan dan guest house banyak sekali yang saya temui ketika berjalan dan bersepeda harganya juga bervariasi disesuaikan saja dengan budget kalian,  saya sempat mampir ke kedua hostel tersebut sekedar berkenalan dan meminta informasi. Untuk info penginapan di Melaka bisa di cek di www.hostelworld.com.
Kuliner :
1.       Restaurant Jonker Street 88
Berada di Jalan Hang Jebat No. 88, disini dapat menikmati cendol durian dengan kacang, kacang merah, es serut dengan kuah gula merah harga RM6
2.       Nasi Lemak & Lontong Sayur
Berada diseberang Muzium Samudera dilantai atas pertokoan souvenir semanguk lontong sayur harga RM4
3.       Geographer Café
Café yang berada dikawasan Jonker Street ini menyajikan menu – menu khas Melaka, jika kalian yang datang ke Melaka bisa dicoba menu-menu makanan disini
4.      Restaurant Pitstop
Terletak di Jonker Street No. 18, gedungnya dibangun tahun 1673 dengan detil-detil pintu dan jendela yang didatangkan langsung oleh VOC. Tempat yang asik untuk mengistirahatkan badan setelah menyusuri bangunan-bangunan bersejarah di Melaka dan menikmati menu Pitstop. Note : Banyak sekali makanan enak yang patut dicoba di Melaka, sayang saya hanya sehari saja disini, harus kembali lagi ke Kuala Lumpur karena ke esokan harinya akan melanjutkan perjalanan kembali.

Tips :
1.       Memakai topi jika berkeliling Melaka karena udara sangat panas
2.       Jangan lupa memakai sunblok
3.       Sewa sepeda agar tidak terlalu capek berkeliling
4.       Paling asik sih nginap di Melaka

Setelah puas jalan - jalan dipinggir riverside, entah mengapa saya sangat betah disini berlama -lama. Namun perjalanan harus dilanjutkan pulang ke Kuala Lumpur, saya menaiki bus kota kembali menuju terminal Sentral Melaka lalu naik bus Transnasional  menuju Terminal bersepadu Selatan (KL) RM13.  Fiuuuuuh lelah juga seharian berkeliling Melaka sambil berbincang dengan para Pejalan dari berbagai negara yang ditemui disana. Tapi tentu saja saya bersenang-senang secara maksimal di Melaka ini, bahagia tak terhingga. Terima kasih  Allah SWT.
Inilah coretan selama di Melaka. Selamat tinggal Melaka! Sampai berjumpa di lain waktu :)

Assalamulaikum…

1 komentar:

  1. Walah nyasar kemari, ternyata ke Melaka solo backpacking yo, keren kak

    BalasHapus

Petualangan Dari Sudut Pandang - Ika Soewadji -

  Tidak Menyangkal era perkembangan jaman saat ini, memudahkan aku sebagai pejalan untuk melakukan petualangan. Berpetualang bagi aku prib...