Perjalanan bukan lagi sekedar membentangkan peta dan mencari tahu cara
mencapainya [Javasiesta 17/17 : Indri Juwono]
Perjalanan kali ini, memang
sesuai planning mencoba daftar recruitment relawan inspirator Kelas
Inspirasi Boyolali session 2, tidak berharap muluk-muluk kecuali lulus dan bisa
berbagi dengan adik-adik di Boyolali.
Berselang beberapa bulan setelah
mendaftar dan akhirnya mendapat email undangan untuk mengikuti briefing Kelas Inspirasi
Boyolali session 2, bahagia rasanya. Melihat pengumuman Kelas Inspirasi
Boyolali session 2 tenyata relawannya ada beberapa teman yang dari kelas
inspirasi sebelumnya yang saya ikuti. Kelas Inspirasi memang menjadi candu bagi
saya, disamping tak lupa untuk Back To
School (BTS) setelah hari inspirasi.
Tiba di Boyolali tepat hari
Jum’at, 28 Juli 2017 sebelum sholat Jum’at dimulai. Setelah perjalanan panjang
saya dari Jogjakarta, janjian bersama rekan dari Bandung Candra namanya.
Mulailah petualangan ini, mencari ilmu, rekan, makna perjalanan, berbagi dan
saling bersilahtuhrahmi.
Mencapai Boyolali pun penuh
cerita, menaiki Prameks dari Jogjakarta tepat pukul 07.12 dan tiba di Purwosari
08.22, lalu mencoba naik Batik Trans Solo sambil berdiskusi dengan Candra untuk
sarapan di Pasar Gede dan kita berdua mencoba sarapan soto dan dawet telasih Bu
Dermi, yang memang menjadi langgananku jika berkunjung ke kota ini. Untuk
Candra ia baru pertama kali mencoba dawet telasih.
Setelah sarapan, perjalanan
dilanjutkan naik Batik Trans Solo dan diberitahu kondektur bus, untuk naik bus
Safari jurusan Semarang dan turun di Samsat Kabupaten Boyolali. Tak butuh waktu
lama, kita berdua sudah turun dan disambut plang “Boyolali Tersenyum”. Selepas
turun bus, sepi sekali tidak terlihat orang melintas, hendak kemana bertanya
menuju Alun-Alun Kidul kota ini. Tapi saya dan Candra tetap nekad berjalan
hingga bertemu sebuah minimarket berwarna biru untuk membeli minum dan bertanya
lokasi briefing, alhamdulillah jawaban kasir tidak mengecewakan arah kita sudah
benar tinggal beberapa saat lagi akan tiba di Pendopo.
Matahari cukup terik, kaosku
mulai basah keringat maklum perjalanan hampir 2 minggu membuat ransel
kesayanganku penuh dan berat. Candra beberapa kali menawarkan untuk membawa
tasku, namun saya selalu menolaknya. Begitu tiba di Alun-alun Kidul saya dan
Candra sempat berfoto, sebelum ke lokasi Briefing.
Tiba di lokasi Briefing saya
disambut oleh Dini, Wulan, Mas Bagus dan Mas Danang. Sementara saya
beristirahat menjaga tas dan berkenalan dengan rekan relawan lain, ada Kak
Imam, Christy dan Mbak Cici, sementara Candra bersiap mandi untuk Sholat
Jum’at.
Briefing dimulai pukul 13.30
dibuka perkenalan panitia lokal, fasilitator dan beberapa Kepala Sekolah dari
beberapa SD Negeri. Kelas Inspirasi Boyolali session 2 akan dilaksanakan di 3
kecamatan yaitu Simo, Sambi dan Nogosari meliputi 15 sekolah dasar. Selesai
Briefing dilanjutkan foto bersama bersama seluruh relawan di depan kantor
Bupati Kabupaten Boyolali.
Sambil menunggu Mas Bagus sebagai
koordinator dan fasil yang masih sibuk beres-beres selepas briefing, saya
bersama Aviv, Firda, dan Kak Endang menikmati makan malam disebuah kafe tak
jauh dari lokasi briefing.
Setelah makan malam perjalanan
dilanjutkan menuju SD Negeri Senting 1, saya dibonceng Kak Endang, Firda dengan
Aviv dan Mas Bagus sebagai penunjuk jalan. Perjalanan dengan motor menuju
sekolah lebih kurang 1 jam, ditengah perjalanan kita masih menunggu Ali dan
Vivian untuk bergabung bersama. Menuju SD kondisi jalan tidak stabil ada yang
mulus, bergelombang dan masih tahap perbaikan, cuaca pun disini kemarau dan
berdebu.
Sekitar pukul 20.00 tiba di SD Negeri Senting 1, Bapak Kepala
Sekolah Pak Suyitno masih menunggu untuk bertemu di rumah kediaman Pak Padi
yang lokasinya sekitar 200 meter dari sekolah. Kita pun sampai di rumah kerabat
Pak Padi disambut begitu ramah dengan minuman hangat dan snack. Di mulai
perkenalan, dan berbincang dengan Pak Suyitno tentang acara kelas Inspirasi
esok, sementara saya dan rekan-rekan lain mempersiapkan beberapa aksesoris yang
akan dipakai esok.
Malam sudah larut, Pak Suyitno
pun pamit, Mas Bagus memonitor kegiatan kelas inspirasi di lokasi lain. Aviv
kembali ke Boyolali dan Ali memilih menginap di tempat temannya. Tinggal kita
berempat saya, Endang, Firda dan Vivian yang menginap. Saya izin duluan untuk
tidur, lelah rasanya tubuh ini butuh istirahat. Sementara, Endang masih sibuk
mengambar, good night...
Singkat cerita, alarm berdering tepat
pukul 05.00 saya bangunkan Endang untuk menemani saya mandi di kediaman Pak Padi,
maklum rumah ke lokasi mandi berjarak 50 meter lebih kurang dalam kondisi jalan
gelap dan sepi. Selepas mandi siap-siap dan membawa semua perlengkapan ke
sekolah untuk dipasang seperti spanduk, saya ke sekolah lebih dulu dibantu oleh
Endang.
Kondisi sekolah masih sepi karena
masih pukul 05.55 hanya tampak Pak Padi sedang menyapu, sementara saya izin
untuk memasang spanduk, tak lama Vivian, Firda, Ali pun datang membantu.
Disusul oleh Kak Maya yang baru tiba dari Jakarta, Aviv dari Boyolali dan Kak
Wahyu dari Karanganyar, lengkap sudah tim SD Negeri Senting 1.
Pukul 07.00 waktu sudah
menunjukkan, seluruh tim saling bahu-membahu membantu anak-anak untuk baris dibuka
dengan sambutan dari Kepala Sekolah SD Negeri Senting 1, Bapak Suyitno lalu
perkenalan seluruh relawan dan ice breaking serta senam penguin dipimpin oleh
Vivian dan Firda. Selepas acara pembukaan dilanjutkan anak-anak masuk ke dalam
kelas dengan kereta-keretaan dibantu oleh fasilitator.
Kelas inspirasi SD Negeri Senting
1 ini terbagi 3 rombongan belajar mengingat hanya ada 3 relawan inspirator yaitu
saya, Endang dan Wahyu. Kelas 1-2 dijadikan satu, lalu kelas 3-4 dan kelas 5-6.
Murid sekolah dasar disini jumlah totalnya 46 murid dari kelas 1 hingga kelas
6, sementara ketika hari inspirasi hanya ada 38 murid yang hadir sisanya izin
tidak hadir di sekolah.
Kondisi sekolah ini lumayan bagus
dan lengkap, hanya kurang dalam perawatan saja. Tersedia musolla, perpustakaan,
enam ruang kelas, ruang guru, kamar mandi yang terletak dibelakang dekat dengan
pepohonan, halaman sekolah dan tempat parkir sepeda dan motor. Letaknya persis
dipinggir jalan tak jauh dari Waduk Cengklik dan dekat dengan pertanian warga.
Saya mendapat giliran jam pertama
mengajar di kelas 3-4, lalu kelas 1-2 dan terakhir kelas 5-6 anak-anaknya
inspiratif dan gak bisa diam semua ingin memainkan alat peraga yang saya bawa. Akhirnya
saya mengumpulkan anak-anak dalam lingkaran untuk melihat beberapa cuplikan
video karya beberapa teman saat saya melakukan perjalanan ke 6 provinsi di
Indonesia. Menjadi travel blogger awalnya
hanya hobby saja, pertama kali membuat blog di multifly tahun 2006 ketika
pulang dari Tanzania selama 3 bulan menjadi relawan, sayang pikirku jika
pengalaman disana tidak ditulis hehehe..:D, tapi bubarnya multifly membuat
semua tulisan hilang tanpa sempat tersimpan. Beriringnya waktu dan bekerja di
kantor yang cukup sibuk dengan pekerjaan menjadi lupa untuk menulis.
Tahun 2012 saya kembali menulis
dalam blog sederhana tentang perjalanan saya ke beberapa tempat di Indonesia, dari
sini saya mulai belajar. Mungkin dalam hal pengajaran anak-anak akan bingung
dengan profesi ini, travel blogger
adalah seseorang yang melakukan perjalanan, lalu menuliskan cerita tentang
perjalanannya dalam sebuah blog. Untuk mempermudah dalam hal mengajar saya
mengunakan metode penyampaian materi dengan strategi gambar visual seperti
memutar video dan menunjukkan beberapa foto perjalanan agar anak-anak mudah
memahami.
Teknis Pengajaran dalam kelas
inspirasi :
a. Bagaimana Anak Belajar?
Siswa SD pada
umumnya berada pada rentang usia 6-12 tahun, pada usia tersebut berada dalam
tahap perkembangan kognitif yaitu berpikir tentang konsep-konsep yang nyata
atau konkrit.
Oleh karena itu
saya mengunakan teknik pengajaran dengan gambar, foto, video dan alat peraga
boneka tangan bernama Piko.
b. Durasi
Setiap rombongan
belajar (rombel) diberi waktu selama satu hari belajar sesuai dengan standar
waktu belajar di SD yaitu jam 07.00 s.d
12.00 wib. Tiap relawan pengajar mendapat waktu selama 40 menit.
c. Struktur
Pengajaran
Setiap relawan
di setiap kelas diberi durasi 40 menit untuk mengajar terdiri dari opening 5
menit, pokok pengajaran 20-30 menit dan penutup 5 menit.
Inti konten
pengajaran meliputi :
Siapakah aku?
Apa profesiku?
Apa yang dilakukan oleh profesiku setiap
harinya pada saat bekerja?
Di mana aku bekerja?
Apa peran profesiku di masyarakat?
Bagaimana cara menjadi aku?
Selain itu relawan
juga harus menyampaikan secara intens empat nilai pokok pengajaran yaitu : kejujuran, kerja keras, pantang menyerah,
dan kemandirian.
Manfaat Kelas Inspirasi bagi
relawan sebagai berikut :
a. Memberikan
pengalaman mengajar dan belajar di depan kelas sebagai bentuk kontribusi serta
pengorbanan yang nyata terhadap perbaikan masa depan bangsa
b. Membangun
sensitivitas para relawan terhadap realitas kualitas pendidikan yang kontra
dengan kemajuan kota besar
c. Mengajak
kaum professional untuk bersama-sama turun tangan menunaikan janji kemerdekaan
: “mencerdaskan kehidupan bangsa”
d. Mengaktivasi
semangat voluntourism untuk mengatasi
masalah disekitar kita tanpa harus menunggu orang lain terlebih dahulu dan
tanpa menyalahkan pihak manapun.
Manfaat Kelas Inspirasi bagi
sisawa SD :
a. Memperluas
wawasan mereka akan pilihan profesi yang bisa dijadikan cita-cita
b. Memberikan
Inspirasi untuk memiliki cita-cita setinggi mungkin
c. Memberikan
motivasi untuk terus melanjutkan pendidikan
d. Menanamkana
4 (empat) nilai positif utama (kejujuran, kerja keras, pantang menyerah dan
kemandirian) sebagai jalan untuk mewujudkan apa yang diimpikannya.
e. Menyadarkan
amat pentingnya sikap menghormati orang tua dan guru dalam upaya mewujudkan
cita-cita dan mimpi tinggi mereka.
Bagi saya pribadi mengikuti kelas
inspirasi Boyolali session 2 banyak mendapat inspirasi dari anak-anak serta
relawan lain. Selepas mengajar di kelas 5-6. Saya memberi anak-anak kertas
untuk menulis cita-cita yang akan digantungkan di pohon cita-cita. Lalu keluar bersama dengan kereta-keretaan
dan bernyanyi, dibantu oleh Firda untuk berbaris dihalaman sekolah dan mengantungkan cita-cita. Satu persatu
anak-anak menempelkan cita-citanya, tercapai cita-cita kalian semua
anak-anakku, aminn.
Setelah semua anak-anak
mengantungkan cita-cita dilanjutkan menerbangkan pesawat kertas dan foto
bersama dengan anak-anak, seluruh relawan dan guru. Pengalaman hari ini memang
luar biasa. Selepas foto bersama anak-anak di izinkan untuk pulang ke rumah
masing-masing, sementara para relawan akan beramah tamah sebelum ke acara
refleksi.
Acara ramah tamah dimulai dengan
mengucapkan terima kasih kepada pihak sekolah atas izin dan keterbukaanya
menerima para relawan. Dilanjut makan siang bersama yang sudah disediakan pihak
sekolah dan berpamitan. Lalu menuju rumah kediaman Pak Padi untuk packing dan menuju ke UPT kecamatan Simo
untuk refleksi. Begitu beres packing
saya dan semua relawan mengucapkan terima kasih ke Pak Padi atas tumpangan yang
diberikan.
Saya dibonceng oleh Endang menuju
tempat refleksi, jaraknya tempuhnya sekitar lebih kurang 45 menit dari lokasi
SD Negeri Senting 1, tiba di lokasi briefing panitia menyediakan es cincau dan
nasi bancakan yang enak banget. Di lokasi briefing sudah ada beberapa rekan
yang tiba lebih dulu. Setiap mengikuti Kelas Inspirasi ada 3 hal penting yaitu Briefing, Hari Inspirasi dan Refleksi. Refleksi adalah sesi penutup
dari rangkaian kegiatan Kelas Inspirasi Boyoali session 2. Pada sesi ini,
relawan dapat membagikan apa yang dialami dan inspirasi apa yang diperoleh
selama mengajar siswa SD. Sesi ini menjadi penting untuk dilakukan untuk tetap
menjaga semangat dan antusiasme relawan dalam berkontribusi di dalam pendidikan
di Indonesia. Terima kasih saya ucapkan pada seluruh relawan baik inspirator,
dokumentasi (videographer, photographer), fasilitator dan panitia lokal serta
pihak SD Negeri Senting 1 dan Pak Padi yang memberi tumpangan tempat tinggal.
Mari kita wujudkan cita-cita anak-anak di Boyolali sesuai tagline mematik cita, sehebat singa. Terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar