Minggu, 20 Agustus 2017

Kelas Inspirasi Boyolali Session 2 : Mematik Cita, Sehebat Singa

Perjalanan bukan lagi sekedar membentangkan peta dan mencari tahu cara mencapainya [Javasiesta 17/17 : Indri Juwono]

Perjalanan kali ini, memang sesuai planning mencoba daftar recruitment relawan inspirator Kelas Inspirasi Boyolali session 2, tidak berharap muluk-muluk kecuali lulus dan bisa berbagi dengan adik-adik di Boyolali.

Berselang beberapa bulan setelah mendaftar dan akhirnya mendapat email undangan untuk mengikuti briefing Kelas Inspirasi Boyolali session 2, bahagia rasanya. Melihat pengumuman Kelas Inspirasi Boyolali session 2 tenyata relawannya ada beberapa teman yang dari kelas inspirasi sebelumnya yang saya ikuti. Kelas Inspirasi memang menjadi candu bagi saya, disamping tak lupa untuk Back To School (BTS) setelah hari inspirasi.


Tiba di Boyolali tepat hari Jum’at, 28 Juli 2017 sebelum sholat Jum’at dimulai. Setelah perjalanan panjang saya dari Jogjakarta, janjian bersama rekan dari Bandung Candra namanya. Mulailah petualangan ini, mencari ilmu, rekan, makna perjalanan, berbagi dan saling bersilahtuhrahmi.

Mencapai Boyolali pun penuh cerita, menaiki Prameks dari Jogjakarta tepat pukul 07.12 dan tiba di Purwosari 08.22, lalu mencoba naik Batik Trans Solo sambil berdiskusi dengan Candra untuk sarapan di Pasar Gede dan kita berdua mencoba sarapan soto dan dawet telasih Bu Dermi, yang memang menjadi langgananku jika berkunjung ke kota ini. Untuk Candra ia baru pertama kali mencoba dawet telasih.

Setelah sarapan, perjalanan dilanjutkan naik Batik Trans Solo dan diberitahu kondektur bus, untuk naik bus Safari jurusan Semarang dan turun di Samsat Kabupaten Boyolali. Tak butuh waktu lama, kita berdua sudah turun dan disambut plang “Boyolali Tersenyum”. Selepas turun bus, sepi sekali tidak terlihat orang melintas, hendak kemana bertanya menuju Alun-Alun Kidul kota ini. Tapi saya dan Candra tetap nekad berjalan hingga bertemu sebuah minimarket berwarna biru untuk membeli minum dan bertanya lokasi briefing, alhamdulillah jawaban kasir tidak mengecewakan arah kita sudah benar tinggal beberapa saat lagi akan tiba di Pendopo.

Matahari cukup terik, kaosku mulai basah keringat maklum perjalanan hampir 2 minggu membuat ransel kesayanganku penuh dan berat. Candra beberapa kali menawarkan untuk membawa tasku, namun saya selalu menolaknya. Begitu tiba di Alun-alun Kidul saya dan Candra sempat berfoto, sebelum ke lokasi Briefing.

Tiba di lokasi Briefing saya disambut oleh Dini, Wulan, Mas Bagus dan Mas Danang. Sementara saya beristirahat menjaga tas dan berkenalan dengan rekan relawan lain, ada Kak Imam, Christy dan Mbak Cici, sementara Candra bersiap mandi untuk Sholat Jum’at.

Briefing dimulai pukul 13.30 dibuka perkenalan panitia lokal, fasilitator dan beberapa Kepala Sekolah dari beberapa SD Negeri. Kelas Inspirasi Boyolali session 2 akan dilaksanakan di 3 kecamatan yaitu Simo, Sambi dan Nogosari meliputi 15 sekolah dasar. Selesai Briefing dilanjutkan foto bersama bersama seluruh relawan di depan kantor Bupati Kabupaten Boyolali.



Sambil menunggu Mas Bagus sebagai koordinator dan fasil yang masih sibuk beres-beres selepas briefing, saya bersama Aviv, Firda, dan Kak Endang menikmati makan malam disebuah kafe tak jauh dari lokasi briefing.

Setelah makan malam perjalanan dilanjutkan menuju SD Negeri Senting 1, saya dibonceng Kak Endang, Firda dengan Aviv dan Mas Bagus sebagai penunjuk jalan. Perjalanan dengan motor menuju sekolah lebih kurang 1 jam, ditengah perjalanan kita masih menunggu Ali dan Vivian untuk bergabung bersama. Menuju SD kondisi jalan tidak stabil ada yang mulus, bergelombang dan masih tahap perbaikan, cuaca pun disini kemarau dan berdebu.

Sekitar pukul 20.00  tiba di SD Negeri Senting 1, Bapak Kepala Sekolah Pak Suyitno masih menunggu untuk bertemu di rumah kediaman Pak Padi yang lokasinya sekitar 200 meter dari sekolah. Kita pun sampai di rumah kerabat Pak Padi disambut begitu ramah dengan minuman hangat dan snack. Di mulai perkenalan, dan berbincang dengan Pak Suyitno tentang acara kelas Inspirasi esok, sementara saya dan rekan-rekan lain mempersiapkan beberapa aksesoris yang akan dipakai esok.

Malam sudah larut, Pak Suyitno pun pamit, Mas Bagus memonitor kegiatan kelas inspirasi di lokasi lain. Aviv kembali ke Boyolali dan Ali memilih menginap di tempat temannya. Tinggal kita berempat saya, Endang, Firda dan Vivian yang menginap. Saya izin duluan untuk tidur, lelah rasanya tubuh ini butuh istirahat. Sementara, Endang masih sibuk mengambar, good night...

Singkat cerita, alarm berdering tepat pukul 05.00 saya bangunkan Endang untuk menemani saya mandi di kediaman Pak Padi, maklum rumah ke lokasi mandi berjarak 50 meter lebih kurang dalam kondisi jalan gelap dan sepi. Selepas mandi siap-siap dan membawa semua perlengkapan ke sekolah untuk dipasang seperti spanduk, saya ke sekolah lebih dulu dibantu oleh Endang.




Kondisi sekolah masih sepi karena masih pukul 05.55 hanya tampak Pak Padi sedang menyapu, sementara saya izin untuk memasang spanduk, tak lama Vivian, Firda, Ali pun datang membantu. Disusul oleh Kak Maya yang baru tiba dari Jakarta, Aviv dari Boyolali dan Kak Wahyu dari Karanganyar, lengkap sudah tim SD Negeri Senting 1.

Pukul 07.00 waktu sudah menunjukkan, seluruh tim saling bahu-membahu membantu anak-anak untuk baris dibuka dengan sambutan dari Kepala Sekolah SD Negeri Senting 1, Bapak Suyitno lalu perkenalan seluruh relawan dan ice breaking serta senam penguin dipimpin oleh Vivian dan Firda. Selepas acara pembukaan dilanjutkan anak-anak masuk ke dalam kelas dengan kereta-keretaan dibantu oleh fasilitator.

Kelas inspirasi SD Negeri Senting 1 ini terbagi 3 rombongan belajar mengingat hanya ada 3 relawan inspirator yaitu saya, Endang dan Wahyu. Kelas 1-2 dijadikan satu, lalu kelas 3-4 dan kelas 5-6. Murid sekolah dasar disini jumlah totalnya 46 murid dari kelas 1 hingga kelas 6, sementara ketika hari inspirasi hanya ada 38 murid yang hadir sisanya izin tidak hadir di sekolah.









Kondisi sekolah ini lumayan bagus dan lengkap, hanya kurang dalam perawatan saja. Tersedia musolla, perpustakaan, enam ruang kelas, ruang guru, kamar mandi yang terletak dibelakang dekat dengan pepohonan, halaman sekolah dan tempat parkir sepeda dan motor. Letaknya persis dipinggir jalan tak jauh dari Waduk Cengklik dan dekat dengan pertanian warga.

Saya mendapat giliran jam pertama mengajar di kelas 3-4, lalu kelas 1-2 dan terakhir kelas 5-6 anak-anaknya inspiratif dan gak bisa diam semua ingin memainkan alat peraga yang saya bawa. Akhirnya saya mengumpulkan anak-anak dalam lingkaran untuk melihat beberapa cuplikan video karya beberapa teman saat saya melakukan perjalanan ke 6 provinsi di Indonesia. Menjadi travel blogger awalnya hanya hobby saja, pertama kali membuat blog di multifly tahun 2006 ketika pulang dari Tanzania selama 3 bulan menjadi relawan, sayang pikirku jika pengalaman disana tidak ditulis hehehe..:D, tapi bubarnya multifly membuat semua tulisan hilang tanpa sempat tersimpan. Beriringnya waktu dan bekerja di kantor yang cukup sibuk dengan pekerjaan menjadi lupa untuk menulis.

Tahun 2012 saya kembali menulis dalam blog sederhana tentang perjalanan saya ke beberapa tempat di Indonesia, dari sini saya mulai belajar. Mungkin dalam hal pengajaran anak-anak akan bingung dengan profesi ini, travel blogger adalah seseorang yang melakukan perjalanan, lalu menuliskan cerita tentang perjalanannya dalam sebuah blog. Untuk mempermudah dalam hal mengajar saya mengunakan metode penyampaian materi dengan strategi gambar visual seperti memutar video dan menunjukkan beberapa foto perjalanan agar anak-anak mudah memahami.

Teknis Pengajaran dalam kelas inspirasi :

a.       Bagaimana  Anak Belajar?
Siswa SD pada umumnya berada pada rentang usia 6-12 tahun, pada usia tersebut berada dalam tahap perkembangan kognitif yaitu berpikir tentang konsep-konsep yang nyata atau konkrit.
Oleh karena itu saya mengunakan teknik pengajaran dengan gambar, foto, video dan alat peraga boneka tangan bernama Piko.
b.      Durasi
Setiap rombongan belajar (rombel) diberi waktu selama satu hari belajar sesuai dengan standar waktu belajar di SD yaitu jam 07.00  s.d 12.00 wib. Tiap relawan pengajar mendapat waktu selama 40 menit.
c.       Struktur Pengajaran
Setiap relawan di setiap kelas diberi durasi 40 menit untuk mengajar terdiri dari opening 5 menit, pokok pengajaran 20-30 menit dan penutup 5 menit.
Inti konten pengajaran meliputi :

Siapakah aku?
Apa profesiku?
Apa yang dilakukan oleh profesiku setiap harinya pada saat bekerja?
Di mana aku bekerja?
Apa peran profesiku di masyarakat?
Bagaimana cara menjadi aku?

Selain itu relawan juga harus menyampaikan secara intens empat nilai pokok pengajaran yaitu : kejujuran, kerja keras, pantang menyerah, dan kemandirian.

Manfaat Kelas Inspirasi bagi relawan sebagai berikut :

a.       Memberikan pengalaman mengajar dan belajar di depan kelas sebagai bentuk kontribusi serta pengorbanan yang nyata terhadap perbaikan masa depan bangsa
b.      Membangun sensitivitas para relawan terhadap realitas kualitas pendidikan yang kontra dengan kemajuan kota besar
c.       Mengajak kaum professional untuk bersama-sama turun tangan menunaikan janji kemerdekaan : “mencerdaskan kehidupan bangsa”
d.      Mengaktivasi semangat voluntourism untuk mengatasi masalah disekitar kita tanpa harus menunggu orang lain terlebih dahulu dan tanpa menyalahkan pihak manapun.

Manfaat Kelas Inspirasi bagi sisawa SD :

a.       Memperluas wawasan mereka akan pilihan profesi yang bisa dijadikan cita-cita
b.      Memberikan Inspirasi untuk memiliki cita-cita setinggi mungkin
c.       Memberikan motivasi untuk terus melanjutkan pendidikan
d.      Menanamkana 4 (empat) nilai positif utama (kejujuran, kerja keras, pantang menyerah dan kemandirian) sebagai jalan untuk mewujudkan apa yang diimpikannya.
e.      Menyadarkan amat pentingnya sikap menghormati orang tua dan guru dalam upaya mewujudkan cita-cita dan mimpi tinggi mereka.

Bagi saya pribadi mengikuti kelas inspirasi Boyolali session 2 banyak mendapat inspirasi dari anak-anak serta relawan lain. Selepas mengajar di kelas 5-6. Saya memberi anak-anak kertas untuk menulis cita-cita yang akan digantungkan di pohon cita-cita.  Lalu keluar bersama dengan kereta-keretaan dan bernyanyi, dibantu oleh Firda untuk berbaris dihalaman sekolah  dan mengantungkan cita-cita. Satu persatu anak-anak menempelkan cita-citanya, tercapai cita-cita kalian semua anak-anakku, aminn.

Setelah semua anak-anak mengantungkan cita-cita dilanjutkan menerbangkan pesawat kertas dan foto bersama dengan anak-anak, seluruh relawan dan guru. Pengalaman hari ini memang luar biasa. Selepas foto bersama anak-anak di izinkan untuk pulang ke rumah masing-masing, sementara para relawan akan beramah tamah sebelum ke acara refleksi.



Acara ramah tamah dimulai dengan mengucapkan terima kasih kepada pihak sekolah atas izin dan keterbukaanya menerima para relawan. Dilanjut makan siang bersama yang sudah disediakan pihak sekolah dan berpamitan. Lalu menuju rumah kediaman Pak Padi untuk packing dan menuju ke UPT kecamatan Simo untuk refleksi. Begitu beres packing saya dan semua relawan mengucapkan terima kasih ke Pak Padi atas tumpangan yang diberikan.

Saya dibonceng oleh Endang menuju tempat refleksi, jaraknya tempuhnya sekitar lebih kurang 45 menit dari lokasi SD Negeri Senting 1, tiba di lokasi briefing panitia menyediakan es cincau dan nasi bancakan yang enak banget. Di lokasi briefing sudah ada beberapa rekan yang tiba lebih dulu. Setiap mengikuti Kelas Inspirasi  ada 3 hal penting yaitu Briefing, Hari Inspirasi dan Refleksi. Refleksi adalah sesi penutup dari rangkaian kegiatan Kelas Inspirasi Boyoali session 2. Pada sesi ini, relawan dapat membagikan apa yang dialami dan inspirasi apa yang diperoleh selama mengajar siswa SD. Sesi ini menjadi penting untuk dilakukan untuk tetap menjaga semangat dan antusiasme relawan dalam berkontribusi di dalam pendidikan di Indonesia. Terima kasih saya ucapkan pada seluruh relawan baik inspirator, dokumentasi (videographer, photographer), fasilitator dan panitia lokal serta pihak SD Negeri Senting 1 dan Pak Padi yang memberi tumpangan tempat tinggal. Mari kita wujudkan cita-cita anak-anak di Boyolali sesuai tagline mematik cita, sehebat singa. Terima kasih.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Petualangan Dari Sudut Pandang - Ika Soewadji -

  Tidak Menyangkal era perkembangan jaman saat ini, memudahkan aku sebagai pejalan untuk melakukan petualangan. Berpetualang bagi aku prib...